Skip to content

Proofing Adalah: Pengertian, Kegunaan, dan Panduan Lengkapnya

Pembuatan roti memerlukan proses yang cukup panjang untuk bisa menghasilkan produk berkualitas. Proofing adalah salah satu tahapan dalam pembuatan roti yang sangat berpengaruh terhadap hasil akhirnya.

Cara proofing yang benar akan menghasilkan roti yang mengembang dengan sempurna. Sebelum mulai mencoba membuat roti, sebaiknya simak penjelasan tentang proofing terlebih dahulu. Setelah memahaminya, bisa langsung dipraktikkan.

Final Proofing Roti Adalah

Sebelum masuk ke pembahasan tentang cara melakukan proofing pada adonan roti, sebaiknya pahami pengertian dari proofing terlebih dahulu.

Proofing Adalah

Proofing sendiri merupakan salah satu proses dalam pembuatan roti atau donat yang dilakukan untuk mengaktifkan ragi di dalam adonan melalui proses resting atau pengistirahatan agar adonan masuk ke proses fermentasi.

Saat masuk proses fermentasi, sel-sel ragi akan “mengonsumsi” karbohidrat sehingga mengeluarkan karbon dioksida. Produksi gas ini membuat adonan menjadi mengembang. Itulah kenapa proofing sangat penting dalam pembuatan roti.

Intermediate Proofing

Intermediate proofing merupakan proses pengistirahatan adonan sementara yang dilakukan selama 5 sampai 10 menit. Proofing yang pertama ini biasanya dilakukan setelah rounding atau pembulatan adonan.

Setelah itu, adonan akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Proses ini disebut dengan moulding. Berikutnya, adonan diletakkan di dalam loyang dan masuk ke proses final proofing.

Final Proofing

Final proofing atau dikenal dengan fermentasi akhir merupakan proses pengembangan adonan terakhir untuk mencapai besar adonan optimal sebelum roti masuk ke tahap pemanggangan.

Waktu yang diperlukan untuk  final proofing ini lebih lama dibandingkan dengan sebelumnya. Final proofing membutuhkan waktu kurang lebih 60 hingga 90 menit. Proofing yang terakhir ini harus benar-benar diperhatikan.

Pasalnya, adonan roti yang tidak melalui proses proofing dengan baik, tidak akan mampu mengembang secara maksimal. Jika proofing terlalu singkat, adonan akan kurang fermentasi dan membuatnya menjadi bantat.

Proofing yang terlalu lama juga tidak baik untuk adonan roti karena menjadi overproofing. Hal ini akan membuat roti berbentuk flat dan kurang menarik saat dilihat.

Cara Proofing Roti

final proofing adalah

Untuk hasil proofing yang lebih optimal, Anda disarankan untuk menggunakan mesin proofer. Mesin ini akan membantu dalam mengatur suhu dan tingkat kelembapan udara. Dengan pengaturan yang tepat, roti yang difermentasi menggunakan proofer akan lebih moist atau lembut serta tidak cepat mengering.

Waktu pengerjaan juga akan lebih stabil jika menggunakan proofer. Berbeda dengan proofing manual yang hasilnya sering berbeda antara pagi, siang, dan malam hari.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk proofing roti dengan bantuan proofer.

1. Persiapan

Pertama, pastikan bahwa roda yang ada di bagian bawah mesin proofer sudah terkunci agar tidak bergerak dan lebih aman. Berikutnya, buka pintu mesin proofer dan ambil bowl yang berada di bagian bawah.

Isi air sebanyak ¾ bowl kemudian masukkan kembali bowl tersebut ke mesin. Lanjutkan dengan memasukkan jarum sensor ke dalam bowl. Pastikan juga jarum tersebut terendam dengan air. Sekarang tutup dan kunci mesin proofer.

2. Aktifkan Mesin

Sambungkan colokan mesin proofer ke sumber listrik. Untuk menyalakan mesin, putar switch power searah dengan jarum jam. Beberapa mesin proofer memiliki tombol untuk menyalakannya, pengguna tinggal menekan tombol power tersebut untuk mengaktifkannya.

Selain power, kipas juga harus diaktifkan pada tahap ini. Kipas berfungsi untuk mendistribusikan suhu serta kelembapan ke seluruh mesin. Dengan begitu, suhu dan kelembapan udara akan menyebar dengan merata sehingga proofing bisa berlangsung dengan optimal.

3. Mengatur Suhu dan Tingkat Kelembapan

Langkah berikutnya adalah mengatur suhu serta kelembapan. Setiap jenis adonan membutuhkan suhu serta kelembapan berbeda.

Cara pengaturan suhu dan kelembapan sangat mudah jika sudah menggunakan proofer digital. Anda tinggal menekan tombol sampai mendapatkan angka yang diinginkan. Tombol panah ke atas untuk menambah angka dan tombol panah bawah untuk menguranginya.

Mesin membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 15 menit untuk mendapatkan suhu serta tingkat kelembapan yang diinginkan. Sebelum mencapai suhu atau kelembapan yang diinginkan, jangan memasukkan adonan terlebih dahulu.

Jika hal tersebut dilakukan, bisa menyebabkan adonan roti menjadi bantat dan tidak mengembang dengan baik ketika masuk ke tahap pemanggangan.

4. Masukkan Adonan dan Proses Proofing Dimulai

Jika proofer sudah siap dan mencapai suhu serta kelembapan sesuai pengaturan, masukkan adonan ke dalam proofer. Selanjutnya, Anda hanya perlu menunggu sampai proofing selesai.

Proofing Roti Berapa Lama

Di atas sudah dijelaskan tentang cara proofing menggunakan mesin proofer. Lalu berapa suhu yang disarankan untuk melakukan fermentasi akhir pada final proofing dan berapa waktu yang diperlukan? Mari simak penjelasan di bawah ini untuk mendapatkan jawaban lengkapnya.

Idealnya, temperatur untuk proofing pengembangan fermentasi akhir adalah 35 hingga 38 derajat Celcius. Sementara untuk kelembapannya di antara 80 – 85%. Jika menggunakan suhu dan kelembapan stabil, final proofing adonan roti bisa dilakukan selama 60 menit hingga 70 menit.

Sebaiknya jangan melakukan proofing lebih dari 70 menit untuk menghindari adonan menjadi overproof. Jika sampai terjadi, roti yang dihasilkan akan kurang bagus kualitas dan teksturnya.

Tanpa mesin proofer, proofing adonan tetap bisa dilakukan. Namun tidak ada patokan waktu tertentu untuk proofing manual.

Pasalnya, suhu udara dan kelembapan di suatu ruangan berbeda-beda. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap waktu proofing yang diperlukan. Kuantitas adonan juga berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan untuk proses proofing.

Cara Proofing Roti Manual

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa proofing adonan dalam proses pembuatan roti dilakukan 2 kali, yaitu intermediate proofing dan final proofing. Agar lebih jelas, sebaiknya simak pembahasan mengenai langkah-langkah pembuatan roti di bawah ini.

1. Pemilihan dan Penimbangan Bahan

Pertama, pilih dan timbang bahan-bahan terlebih dahulu. Adapun bahan yang diperlukan untuk membuat roti antara lain:

  • Tepung
  • Ragi
  • Gula
  • Telur
  • Susu
  • Garam
  • Lemak

2. Mixing

Kemudian bahan-bahan dimix atau dicampurkan. Proses ini dilakukan perlahan hingga jaringan gluten terbentuk atau sampai adonan menjadi kalis. Secara fisik, teksturnya akan menjadi tipis, transparan, dan menghasilkan pola yang lurus ketika adonan dirobek.

3. Resting

Ini merupakan fermentasi tahap pertama tapi belum dikategorikan sebagai proses proofing. Resting sendiri berguna untuk mengistirahatkan adonan supaya lebih rileks dan mudah ditangani di proses berikutnya.

4. Cutting and Dividing

Berikutnya, adonan akan dipotong, dibagi, dan ditimbang sesuai dengan takaran yang dibutuhkan. Dalam proses pembuatan roti manual, cutting and dividing bisa dilakukan menggunakan bantuan dough cutter.

5. Rounding

Roti yang sudah dibagi menjadi beberapa bagian kemudian masuk ke tahap rounding. Tahap ini sangat penting dilakukan untuk mempersiapkan adonan masuk ke tahap proofing pertama.

Saat rounding, permukaan adonan sebaiknya dibuat tipis dan tanpa robekan. Hal ini akan membantu adonan untuk memerangkap gas yang dihasilkan dari proses fermentasi.

6. Intermediate Proofing

Setelah dibulatkan, adonan akan masuk ke proses intermediate proofing. Intermediate proofing sendiri bisa dilakukan dalam waktu 5-10 menit saja.

Tata adonan di sebuah loyang dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Kemudian tutup menggunakan plastik atau kain bersih. Kemudian tunggu sampai adonan mengembang.

7. Moulding

Di pabrik atau bakery, biasanya proses ini dibantu dengan mesin dough sheeter. Dough sheeter merupakan alat untuk membuat lembaran roti secara otomatis.

Namun tidak perlu khawatir jika membuat roti secara manual karena peran dough sheeter bisa digantikan dengan rolling pin. Setelah diratakan menggunakan rolling pin, adonan roti bisa dibentuk sesuai dengan kebutuhan.

8. Panning

Adonan selanjutnya diletakkan ke dalam loyang. Proses peletakannya juga harus diperhatikan, pastikan bagian pengunci adonan ada di bagian bawah agar roti dapat mengembang dengan bagus.

Sebelum meletakkan adonan ke dalam loyang, pastikan sudah mengolesi loyang dengan margarin agar tidak lengket.

9. Final Proofing

Sekarang masuk ke proofing yang kedua dalam pembuatan roti. Proses final proofing ini adalah yang paling krusial karena akan menentukan bagus atau tidaknya roti setelah dipanggang nanti.

Cara melakukan final proofing juga hampir sama seperti sebelumnya, yaitu menutup loyang menggunakan plastik wrap atau kain. Idealnya, proses final proofing ini berlangsung minimal 60 menit.

Karena kondisi suhu dan kelembapan udara di setiap ruangan berbeda-beda, waktu yang dibutuhkan untuk final proofing juga tidak bisa diseragamkan. Proses ini bisa diakhiri jika adonan sudah mengembang hingga 2 atau 3 kali dari ukuran semula.

10. Baking

Setelah mengembang dengan optimal pada proses final proofing, adonan bisa langsung dipanggang. Suhu oven ideal untuk memanggang roti adalah 170 hingga 190 derajat Celcius. Gunakan api atas dan bawah dan panggang selama 10-20 menit.

Proofing Donat dan Cara Pembuatannya

Tidak hanya dalam pembuatan roti, dalam proses pembuatan donat juga dibutuhkan proses proofing. Seperti yang telah dijelaskan, proofing adalah proses fermentasi untuk mengembangkan adonan. Apakah ada perbedaan antara proofing roti dengan donat?

Sebenarnya tidak ada banyak perbedaan. Proofing pada donat juga dilakukan dua kali, yaitu setelah adonan selesai diuleni atau mixing.

Sebelum digoreng, adonan donat harus melalui proses final proofing untuk mendapatkan ukuran optimal. Proses ini sangat penting untuk mendapatkan ukuran dan tekstur donat yang ideal.

Lebih lengkap mengenai cara pembuatan donat akan dijelaskan di bawah ini.

  1. Masukkan ragi, gula, dan air ke dalam sebuah wadah dan aduk merata. Diamkan campuran ini selama 5 menit untuk mengaktifkan ragi.
  2. Sekarang tambahkan tepung, kuning telur, margarin, serta susu bubuk ke dalam wadah tadi. Campurkan semua bahan tersebut kemudian mix atau uleni hingga kalis.
  3. Sekarang saatnya untuk melakukan proofing pertama, yaitu menutup wadah adonan menggunakan kain bersih yang lembap.
  4. Diamkan selama satu jam dan adonan mengembang sampai 2 kali lipat.
  5. Uleni adonan lagi untuk mengeluarkan udaranya.
  6. Bagi adonan menjadi beberapa bagian dan bentuk seperti donat pada umumnya.
  7. Susun adonan yang sudah dibentuk dalam sebuah loyang. Jangan lupa untuk memberikan jarak atau space yang cukup antara satu adonan dengan yang lainnya.
  8. Diamkan lagi adonan donat selama 10-15 menit untuk proses final proofing.
  9. Setelah itu, goreng donat dalam minyak yang banyak dan panas.
  10. Jangan lupa bolak balik adonan dan jangan sampai gosong.
  11. Angkat donat dan tiriskan jika sudah berwarna keemasan
  12. Setelah donat dingin, Anda bisa menghiasnya dengan topping sesuai keinginan.

Berdasarkan penjelasan yang sudah diberikan di atas, bisa disimpulkan bahwa proofing adalah waktu yang diperlukan adonan untuk fermentasi dan mengembang. Proses ini sangat krusial dan harus dilakukan di suhu, kelembapan, dan waktu yang tepat.