Skip to content

Foodgrade Adalah: Pengertian hingga Contohnya

Foodgrade adalah sebuah istilah yang sering muncul dalam pembahasan tentang kemasan. Khususnya kemasan yang berhubungan dengan makanan. Istilah ini sebenarnya sudah cukup sering didengar dan familier.

Namun tidak banyak yang memahami maknanya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang pengertian foodgrade, perbedaannya dengan non food grade, hingga contohnya. Simak sampai akhir untuk mendapatkan penjelasan lebih lengkapnya.

Non Foodgrade Adalah

Non food grade merupakan istilah yang diberikan untuk bahan atau material tidak layak dipakai untuk perlengkapan makan dan minum karena mengandung zat beracun dan berbahaya.

Pengertian mudahnya adalah bahan-bahan yang tidak aman jika bersentuhan dengan makanan apalagi sampai termakan oleh manusia. Bahan-bahan non food grade bisa menimbulkan keracunan maupun penyakit lainnya yang akan timbul dalam jangka panjang.

Meski tidak layak digunakan untuk bersentuhan dengan makanan, faktanya masih banyak sekali material non food grade yang digunakan oleh masyarakat. Material ini juga tidak hanya berhubungan dengan kemasan, tapi bisa juga bisa berupa pewarna atau pengawet.

Contoh material yang masuk dalam kategori non foodgrade adalah styrofoam dan plastik. Pasalnya, kedua material yang kerap dijadikan kemasan ini mengandung zat berbahaya. Terlebih saat terkena makanan yang bersuhu tinggi.

Perbedaan Food Grade dan Non Food Grade

Lalu apakah perbedaan antara material food grade dan non food grade? Di atas sudah dijelaskan bahwa non food grade merupakan material yang berbahaya jika disandingkan, dicampurkan, atau bersentuhan dengan makanan.

Sementara food grade memiliki arti sebaliknya. Istilah food grade bisa diartikan sebagai material atau bahan yang layak dan aman jika bersentuhan, dicampur, atau dipakai untuk mengemas makanan. Material food grade tidak mengandung bahan-bahan berbahaya maupun beracun.

Bahan atau material bisa dikategorikan ke dalam golongan food grade jika memenuhi beberapa poin berikut ini.

  • Tidak mentransfer tertentu ke dalam makanan jika bersentuhan secara langsung maupun tidak langsung.
  • Tidak mengubah rasa pada makanan maupun minuman
  • Tidak mengandung bahan atau zat yang berbahaya untuk kesehatan

Istilah food grade dan food safe sering dianggap sama. Padahal keduanya memiliki pengertian atau definisi yang berbeda. Keduanya berbeda dari segi standar keamanannya.

Food safe adalah istilah untuk level yang lebih lanjut dari food grade. Bisa dikatakan bahwa produk atau material yang food safe sudah pasti food grade. Namun sebaliknya, bahan atau material yang food grade belum tentu food safe.

Ada beberapa indikator untuk menentukan apakah sebuah material food safe atau tidak. Berikut ini adalah beberapa indikatornya.

  • Pada kemasan plastik, perhatikan label atau kodenya. Kalau termasuk sekali pakai, tidak bisa digunakan ulang atau didaur ulang, artinya material plastik tersebut mengandung senyawa berbahanya seperti BPA.
  • Kode untuk material plastik paling aman adalah kode 1, 2, 4, dan 5. Kode ini terdapat pada logo berbentuk segitiga di setiap kemasan plastik.
  • Material kemasan yang food safe bisa ditutup rapat sehingga minim celah untuk masuknya bakteri, tidak berbau, tidak meleleh jika terkena suhu tinggi, serta tidak menjadi kontaminan untuk produk konsumsi.

Contoh Food Grade

Plastik merupakan salah satu contoh material yang food grade. Namun tidak semua plastik masuk ke dalam kategori aman untuk mengemas dan bersentuhan langsung dengan makanan.

Berikut ini adalah 7 tipe material plastik yang masuk ke dalam kategori food grade.

1. Polikarbonat

Plastik yang satu ini jernih, bertekstur keras, serta tahan terhadap suhu panas. Umumnya, polikarbonat digunakan untuk pembuatan botol kemasan dan galon air mineral.

Kalau mendapati plastik jenis ini sudah mulai buram serta banyak goresan di permukaannya, sebaiknya jangan digunakan lagi. Pasalnya, polikarbonat sudah tidak layak pakai jika sudah sampai di kondisi seperti itu.

2. Polisterina (PS)

Ada dua jenis polisterina dengan dua sifat berbeda. Jenis yang pertama memiliki sifat dari bahan plastik satu ini adalah seperti busa, yaitu lunak, berwarna putih, serta rapuh dan mudah patah. Material satu ini sering dipakai untuk membuat gelas, piring, dan mangkok plastik.

Sementara jenis yang kedua jernih seperti kaca, kaku, dan cenderung buram. Biasanya, material ini dipakai untuk membuat kemasan untuk es krim serta garpu plastik.

3. Polivinil Klorida (PVC)

Sama seperti bahan PS di atas, PVC juga memiliki dua jenis yang berbeda. Jenis PVC pertama cenderung lunak, jernih, serta mudah untuk dikerutkan.

Bahan ini aman untuk makanan yang dingin. Namun sangat tidak disarankan untuk bersentuhan dengan makanan panas atau mengandung alkohol.

Sementara jenis yang kedua ini lebih kaku. Biasanya dipakai untuk membuat botol sambal, kecap, jus, air mineral, dan botol minyak.

4. High Density Polyethylene (HDPE)

HDPE memiliki sifat yang keras namun semi fleksibel. Jenis plastik yang satu ini memiliki ketahanan yang baik terhadap kelembapan dan bahan kimia.

Biasanya, HDPE digunakan untuk membuat tutup botol plastik, kemasan susu, jus, dan es krim. Namun HDPE hanya bisa digunakan satu kali saja, bukan untuk pemakaian berulang.

5. Poil Etilen Teraflet (PET)

Sama seperti HDPE, plastik PET juga hanya bisa digunakan satu kali. Tidak untuk dipakai berulang kali atau didaur ulang. Selain itu, plastik PET juga tidak tahan terhadap panas di atas 60 derajat celcius. Biasanya plastik PET digunakan untuk membuat botol sambal, botol kecap, dan botol minuman.  

6. Low Density Polyethylene (LDPE)

Plastik LDPE ini termasuk paling aman untuk mengemas makanan jika dibandingkan dengan bahan lainnya. Teksturnya lentur seperti karet dan memiliki permukaan licin seperti lilin. Biasanya, bahan plastik ini digunakan untuk membuat kantong belanja dan kantong roti.

7. Polypropylene (PP)

Jenis material plastik terakhir yang foodgrade adalah polypropylene atau PP. Bahan ini jernih dan lebih fleksibel.

Biasanya, bahan PP dipakai untuk membuat kotak makanan. Jika Anda membeli makanan take away di restoran atau rumah makan, biasanya akan mendapatkan kotak makanan berbahan PP.

Kemasan Foodgrade Adalah

Kemasan foodgrade adalah pembungkus makanan yang tidak mentransfer zat-zat berbahaya ketika berkontak langsung dengan makanan. Plastik dan styrofoam yang kerap dijumpai untuk membungkus makanan tidak masuk dalam kategori kemasan food grade.

Pasalnya, kedua bahan atau material tersebut dapat memindahkan zat-zat kimia berbahaya jika bersentuhan langsung dengan makanan bersuhu tinggi. Styrofoam terbuat dari partikel plastik yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai.

Bahkan styrofoam tidak dapat didaur ulang sama sekali. Bahan ini kerap dipilih menjadi kemasan makanan karena harganya yang murah.

Sementara untuk plastik bisa dibilang lebih aman dibandingkan styrofoam. Namun hanya plastik tertentu yang masuk kategori food grade.

Lalu material apa yang cocok dan aman untuk mengemas makanan. Jawabannya adalah kertas. Tapi perlu dipahami juga bahwa tidak semua jenis kertas masuk dalam kategori food grade.

Ada beberapa kriteria kertas yang aman untuk mengemas makanan. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai kriteria tersebut.

Sudah Tersertifikasi

food grade adalah

Sertifikasi Food and Drug Administration atau FDA merupakan salah satu tanda mutlak bahwa kemasan sudah aman untuk makananan. Bisa dikatakan bahwa kemasan kertas yang sudah mendapatkan sertifikasi FDA artinya food grade.

Namun kemasan kertas yang belum memiliki sertifikasi FDA bukan berarti tidak aman. Asalkan memenuhi standar food grade, material kertas tersebut aman untuk mengemas makanan.

Tidak Mengandung Tinta

Kertas untuk mengemas makanan juga tidak boleh mengandung tinta, terutama di sisi dalamnya. Jika terdapat tinta di sisi luar, masih bisa terbilang aman asalkan tidak tembus sampai ke sisi dalam. Hal ini wajib dipenuhi untuk menghindari tinta luntur dan mengkontaminasi makanan.

Sebenarnya saat ini sudah ada jenis tinta yang food grade atau aman jika menempel dan tercampur dengan makanan. Sayangnya, harga tinta food grade ini masih tergolong tinggi dan kurang menguntungkan jika digunakan oleh pebisnis kuliner.

Tidak Menggunakan Bahan Pemutih

Pemutih merupakan salah satu bahan yang sering dipakai dalam produksi kertas. Fungsinya adalah untuk membuat kertas berwarna putih bersih.

Sayangnya, bahan pemutih ini sangat tidak aman jika sampai bersentuhan dengan makanan dan dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu, kertas yang dibuat menggunakan bahan pemutih tidak dapat dikategorikan sebagai food grade.

Bagaimana cara untuk membedakan kertas yang menggunakan pemutih dan tidak? Pengetesannya bisa menggunakan sinar UV.

Kertas yang dibuat menggunakan pemutih cenderung memantulkan cahaya. Sedangkan kertas yang dibuat secara alami tanpa pemutih tidak memantulkan sinar UV tersebut.

Mengapa Harus Menggunakan Kemasan Food Grade?

Mengemas makanan menggunakan material food grade merupakan sebuah keharusan. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa hal tersebut harus dilakukan.

Menjaga Kualitas Makanan

Kemasan food grade harus memenuhi beberapa syarat yang sudah dijelaskan sebelumnya. Misalnya tidak mudah bocor atau menimbulkan bau.

Jika dikemas dalam kemasan yang aman seperti itu, makanan akan terjaga kualitas dan mutunya sampai ke tangan konsumen. Pengemasan menggunakan kemasan non food grade berpotensi merusak kualitas makanan, bahkan sebelum konsumen bisa menikmatinya.

Memperpanjang Waktu Penyimpanan

Hal ini berhubungan dengan poin yang sebelumnya sudah dijelaskan. Jika makanan dikemas dalam kemasan yang aman, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, tentu akan lebih awet.

Artinya, makanan tersebut bisa bertahan lebih lama. Tidak heran jika makanan yang dikemas dengan proper biasanya memiliki umur simpan lebih panjang.

Aman untuk Konsumen

Foodgrade adalah material atau bahan yang aman jika berkontak langsung dengan makanan. Secara otomatis, kemasan yang food grade juga aman untuk konsumen.

Konsumen berhak untuk mendapatkan produk yang berkualitas dan aman. Tidak hanya dari segi makanan itu sendiri, tapi juga dari kemasannya. Kemasan non food grade akan membuat makanan menjadi kurang aman untuk dikonsumsi.

Meningkatkan Kualitas Brand

Manfaat terakhir dari menggunakan kemasan foodgrade adalah meningkatkan kualitas brand. Kualitas brand tidak hanya bisa ditingkatkan dengan cara memberikan produk makanan lezat. Kemasannya juga harus diperhatikan.

Dengan memberikan kemasan yang food grade dan aman, tumbuh rasa kepercayaan dari konsumen kepada brand makanan tersebut. Artinya, reputasi brand juga akan meningkat dan ini akan memberikan dampak baik untuk bisnis.

Foodgrade adalah material yang aman jika bersentuhan langsung dengan makanan. Material ini tidak menimbulkan bahaya bagi makanan dan tubuh manusia. Sementara non food grade adalah bahan yang berbahaya jika bersentuhan dengan makanan atau tidak terkonsumsi oleh manusia.